Jumat, 10 Juni 2016

Bagian Telinga dan Fungsi nya


Anatomi Telinga Manusia Beserta Fungsinya

Anatomi Telinga Manusia Beserta Fungsinya

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi atau mengenal suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies.

Telinga merupakan bagian panca indera untuk mendengar dan keseimbangan, terletak di sisi kepala. Telinga terdiri dari 3 daerah, yaitu telinga luar (auris externa), telinga tengah (auris media), dan telinga dalam (auris interna).





Telinga luar (auris externa) terdiri dari daun telinga (auricula), liang telinga (meatus acusticus externus), dan dipisahkan oleh gendang telinga atau membrana tympani. Auricula merupakan tulang rawan elastin yang melekat erat dengan kulit, tanpa disertai lapisan subcutis. Auricula berbentuk seperti cekungan dengan bagian terdalam disebut concha dan pinggiran bebasnya disebut helix. Pada concha ada lubang masuk liang telinga (meatus acusticus externus). Liang telinga ini berbentuk melengkung ke depan sehingga untuk dapat mengamati gendang telinga, daun telinga perlu ditarik ke belakang (untuk meluruskan liang ini).

Liang telinga (panjangnya sekitar 2-3 cm) mempunyai lapisan epitel dengan bulu halus disertai kelenjar keringat dan lemak (sebum) yang memproduksi cerumen (wax). Bagian luar liang telinga dibuat oleh tulang rawan sehingga bersifat mobile, sedangkan bagian dalam dibuat oleh tulang tengkorak.

Membrana tympani  memiliki posisi miring menghadap ke bawah. Bentuknya tidak rata, tetapi mirip kerucut dengan berukuran diameter sekitar 10 nun. Wilayah tengahnya dinamakan umbo merupakan kedudukan tulang pendengaran (os maleus). Membrana terdiri atas bagian keras (pars tensa) yang merupakan bagian terbesar dan bagian lunak (pars flaccida) di bagian atas. Dalam kondisi normal, penyinaran pada membrana ini akan menghaislkan pantulan berupa gambaran segitiga di bagian depan bawah dengan bagian atas pada tonjolan umbo.

Ruangan telinga tengah (auris media) terdapat di sebelah dalam membrana tympani yang berukuran sekitar 3-6 mm. Dindingnya dibatasi dengan gendang telinga (membrana tympani) beserta tulang di sebelah atas dan dibawahnya.
Ke bagian depan rongga ini mempunyai saluran yang berhubungan dengan kerongkongan (nasophagnx), yaitu melalui tuba auditiva atau tuba eustachi Saluran ini diperlukan untuk menyesuaikan tekanan di dalam ruangan itu dengan bagian tekanan udara luar. Penyesuaian tekanan harus dilakukan melalui gerakan menelan ludah jika seseorang merasa telinganya tidak enak. Orang yang pilek, terutama pada anak-anak, saluran ini sering tersumbat sehingga pada penderita sering di dapat keluhan telinga terasa penuh. Telinga yang penuh itu jika di biarkan akan menyebabkan infeksi dan penyakit otitis media. Akibat telinga yang terinfeksi dan menghasilkan nanah, gendang telinga akan pecah bila nanah sudah terlalu banyak terkumpul.




Bagian belakang rongga ini berhubungan dengan rongga dalam tulang yang disebut cellulae mastoidea, yaitu rongga berisi udara. Nanah yang banyak pada penderita otitis media dapat mengalir ke sini sehingga di temukan infeksi pada tulang yang di sebut mastoiditis.

Dinding bagian dalam auris media berbatasan dengan tulang pembatas telinga bagian dalam. Pada tulang ini terlihat ada penonjolan akibat keberadaan bangunan untuk penerina rangsang keseimbangan bernama canalis semicircularis. Disamping itu, terdapat tempat lekat tulang pendengaran, yaitu tulang sanggur (os stapes). Di bagian bawahnya terdapat lubang bulat (foramen rotundum) yang tertutup membrana mucosa yang penting dan berfungsi untuk memelihara keseimbangan tekanan di ruang telinga bagian dalam. Selain itu, di temukan juga penonjolan akibat rumah siput (cochlea) penerima rangsang pendengaran di telinga bagian dalam. Getaran suara yang akan diterima membrana tympani diteruskan melalui tulang pendengaran di telinga bagian tengah, yaitu os maleus (tukul), incus (landasan), dan stapes (sanggurdi). Kemudian, tulang ini meneruskan getaran suara pada cairan endolymph dan setelah melewati reseptor pendengaran getaran dinetralkan kembali oleh getaran membran pada foramen rotundum.

Rongga telinga di bagian dalam di batasi sekelilingnya oleh tulang tengkorak. Di dalamnya ada sistem keseimbangan (vestibular) yang terdiri dari 3 buah saluran setengah lingkaran (canalis semicircularis) bersama bagian yang bernama sacculus dan utriculus. Disamping itu, ada pula organ pendengaran yang terdiri atas cochlea. Cochlea ini seperti rumah siput dengan permukaan dalam yang bentuknya spiral.

Tuba auditiva (tuba eustachit) terdiri atas bagian tulang dan bagian tulang rawan (dua pertiga depan), dengan terdapat penyempitan pada tempat peralihannya. Bayi dan anak kecil, saluran ini pendek (10 mm) dan lurus, untuk orang dewasa panjangnya sekitar 30-40 mm dan melengkung. Pada keadaan berbaring, tuba ini pada bayi dan anak kecil posisinya tegak lurus sehingga memudahkan masuknya lendir (dan infeksi) dari sekitar hidung sampai ke tuba ini. Kondisi ini memudahkan terjadinya infeksi rongga telinga tengah pada bayi atau anak kecil (otitis media acuta). 

Proses Terjadinya Pendengaran
Gelombang suara masuk melalui telinga luar -> telinga Masuk ke membaran timpani -> Membaran timpani mengubah gelombang menjadi getaran -> Getran diteruskan ke Koklea (Rumah Siput) -> Getaran membuat cairan di rumah siput bergerak -> pergerkan cairan merangsang sebagai reseptor rambut di koklea (rumah siput) -> Sel rambut akan bergetar -> Getaran akan dikirim melalui saraf sensoris menuju otak dalam impuls -> Otak menerima Impuls dan menerjemahkannya sebagai suara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar